Senin, 04 Januari 2010

BELAJAR FOTOGRAFI SECARA OTODIDAK


Eddy Suntoro
suarapembaruan.com


Walaupun peralatan kamera sekarang ini telah berkembang begitu pesat, namun sayang belum banyak hasil karya foto berkualitas tinggi, yang bisa disejajarkan dengan karya fotografer dari luar negeri. Meskipun ada karya besar yang dihasilkan fotografer dari dalam negeri sendiri, namun kebanyakan karya tersebut dihasilkan oleh fotografer muka-muka lama yang sudah sangat terkenal dan jumlahnya tetap saja masih dalam hitungan jari. Sebut saja misalnya Darwis Triadi, Firman Ichsan, Oscar Matuloh, Don Hasman, dan sebagainya.

Belum lahirnya fotografer muka baru dengan karya besar tersebut tentu cukup memprihatinkan, karena dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah, budaya dan kesenian yang beragam serta kehidupan sosial yang sangat unik dan menarik, tentunya dapat dijadikan sebagai subjek pemotretan yang tiada habisnya.

Untuk menggali dan memanfaatkan berbagai subjek pemotretan menjadi karya besar yang dapat disejajarkan dengan karya fotografer kelas dunia, maka bagi pemotret yang ingin serius menekuni bidang fotografi (bukan sekedar bisa memotret dan menghasilkan foto apa adanya), tidak ada cara lain yang harus dilakukan, yaitu berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidang fotografi.

Pengetahuan dan keterampilan itu khusunya dalam teknik potret memotret. Selain itu kejelian dalam melihat sudut pemotretan, sehingga hasil pemotretannya akan berbeda dibanding foto sejenis yang dipotret fotografer lain. Tanpa upaya peningkatan keterampilan tersebut, sulit bagi di fotografer akan berkembang dan meningkat hasil karyanya, walaupun ia memilik peralatan kamera canggih.

Secara Otodidak

Untuk meningkatkan pengetahuan di bidang fotografi, khususnya teknik potret memotret, sebagaimana bidang keahlian lain, bidang fotografi pun bisa dipelajari secara otodidak atau belajar sendiri. Belajar sendiri umumnya dilakukan oleh mereka yang di tempat tinggalnya tidak ada lembaga yang mengadakan kursus/pelatihan, tidak mempunyai waktu belajar jika harus datang ke ruang kelas, atau biayanya mahal sehingga tidak mampu untuk mengikutinya.

Teknik Belajar Fotografi

Oleh: AsianBrain.com Content Team

Apakah Anda tertarik untuk belajar fotografi agar bisa menghasilkan karya yang indah? Atau Anda ingin menjadi juru foto yang hebat agar bisa berkembang menjadi bisnis yang menguntungkan?

Belajar fotografi, dari asal katanya adalah Photography (bahasa Inggris), dari 2 kata, yaitu Photo (cahaya) dan Graph (tulisan/lukisan).

Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.

Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada cahaya, berarti tidak ada foto yang bisa dibuat.

Belajar fotografi, pada prinsipnya adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya.

Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan, yang selanjutnya disebut lensa.

Fotografi berarti teknik melukis dengan cahaya. Mungkin Anda bisa mempelajari teori dasar fotografi bisa dilakukan dalam semalam. Tapi, itu saja tentu saja tidak cukup. Satu hal yang wajib dilakukan jika ingin belajar fotografi adalah mempraktekkan teknik fotografi yang telah didapat. Jangan pernah malas untuk mengasah kemampuan. Prinsipnya, semakin banyak berlatih, maka kemampuan Anda semakin meningkat.

Sebelum mengambil gambar sebuah objek, ada banyak hal yang harus Anda perhatikan. Hal terpenting ketika belajar fotografi adalah cepat mengenali karakteristik objek. Apakah termasuk objek diam atau bergerak. Tentu saja teknik yang digunakan untuk kedua objek ini akan berbeda. Untuk objek bergerak, dituntut skill yang lebih tinggi jika dibandingkan objek diam.

Jumat, 01 Januari 2010

Tips praktis memotret anak-anak




Bisa mengabadikan ekspresi lucu anak-anak sudah pasti menjadi dambaan tiap orang tua. Hasil fotonya bisa dipajang di rumah, ditaruh di dompet, dishare sama seluruh keluarga atau dipamerin sama teman lewat facebook.
Sudah banyak tips-tips memotret anak tapi hanya berdasar pada teori belaka, tapi tips ini saya sarikan dari pengalaman sehari-hari ketika memotret klien anak-anak. Tipsnya sebagai berikut :


1 . Kamera. Kuasai kamera yang akan anda gunakan untuk memotret. Entah itu kamera milik pribadi atau pinjaman, yang penting anda tau kapan harus menekan tombol rana untuk mengabadikan momen. Jangan sampai anda terbentur oleh masalah teknis yang nggak penting tapi dapat mengganggu jalannya pemotretan.

2. Kapasitas memori. Siapkan kartu memori dengan kapasitas yang cukup besar ; antara 2 GB sampai 4 GB, sebab ketika memotret anak-anak kita nggak akan tau atau nggak akan memperhitungkan berapa shoot yang akan kita ambil, sebab hanya momen yang bagus yang kita cari.

3 . Waktu aktifitas. Perhatikan jam atau waktu ketika anak anda sedang giat-giatnya beraktifitas atau bermain. Sebab diwaktu-waktu itulah saat yang tepat untuk mendapatkan ekspresi yang bagus. Dan jangan kita paksakan untuk memotret ketika waktunya si anak harus beristirahat atau tidur.